1/10/08

MALAM SATU SURO

" Malam yang sunyi, senyap gelam mencekam. Hanya suara jangkrik yang menjadi musik pengalun. Nun jauh di sana terdengar suara burung malam yang menambah suasana kian mencekam ditengah pekatnya malam...

Sekelebat bayangan putih melintas cepat diantara pepohonan, bak kilat menyambar di hujan badai. tercium bau anyir dan busuk keluar dari tubuhny. sungguh menjijikan, bau busuk itu berasal dari bisul nanah di wajahnya yang sebagian pecah, bahkan separuh wajahnyapun sudah di huni ribuan belatung yang terus menggerogoti.

auuu...auuu...
auuu... Dengan suara yang menggelegar ia menjerit memanggil sang arwah gentayangan. Sejurus kemudian tampak bayangan putih bermunculan dan berkumpul bersama mahluk itu. mereka adalah para setan marakayangan dan ruh penasaran yang siap mencari tumbal di malam satu suro.........."

Tulisan ini saya buat tepat di malam satu suro tadi malam, namun karna terjadi blank signal di daerah saya sehingga baru terilis pagi ini. Tulisan ini sengaja saya buat untuk mengubah paradigma dan pandangan tentang malam satu suro.
Malam satu suro adalah malam istimewa layaknya malam tahun baru yang seharusnya kita jadikan sebagai moment renungan buat kita, sudah seberapa banyak kita berbuat amal kebajikan? dan sudah berapa banyak dosa yang kita kerjakan?

Mari kita ingat, bukankah rosululloh menjadikan satu suro sebagai tonggak perjuangan beliau, sebagai moment perubahan kearah yang lebih baik? Rosulloh tidak pernah mengajarkan kepada kita untuk takut kepada setan dan genderuwo, bahkan beliau secara terang-terangan menyatakan perang kepada setan dan pengikutnya.

saya sangat menyayangkan bila anggapan malam satu suro diapresiasikan berlebihan seperti yang ditayangkan di media-media elektronik yang terkesan menakut-nakuti para pemirsanya dan membuat kita semakin berfikir negatif. Bukankan akan lebih bijak jika seandainya kita menyikapinya dengan positif dan tidak terlalu MENGKERAMATKAN malam satu suro...

Sekian dan salam kreatif untuk semua.

---SELAMAT TAHUN BARU 1429 H---

2 comments:

SAWALI TUHUSETYA said...

sepakat banget mas mawan. momentum 1 syuro seharusnya lebih banyak digunakan utk melakukan refleksi dan sebagai momentum perubahan untuk tahun berikutnya.

Kang Mawan said...

Maturnuwun atas dukungan dan rawuhnya pak sawali di gubug reot saya ini. saya hanya ingin mengatakan bahwa satu suro itu tak se serem yang di TV bukan begitu pak sawali.